Jumat

Mengintip Kisah Sukses India

SEBAGAI salah satu negara dengan penduduk terbanyak di dunia,kualitas Human Development Index (HDI) India sebenarnya masih ada di bawah Indonesia.

Namun,mutu dan reputasi perguruan tinggi di India ternyata melebihi Indonesia.Hal ini bisa dilihat dari mutu dan kualitas lulusan universitas asal India di mata dunia.Lulusan asal universitas India banyak yang menjadi tenaga ahli di negara maju seperti Amerika Serikat (AS).

Hampir 30% dokter di AS merupakan penduduk berkebangsaan India. Bill Gates,pemilik korporasi Microsoft yang baru saja mengunjungi Indonesia,bahkan pernah menyebut bahwa 20% karyawannya adalah lulusan India. Tidak hanya itu,reputasi lulusan India bahkan diakui pemerintah AS.

Pada 2005 lalu,House of Representative AS membuat resolusi untuk memberikan penghormatan terhadap para penduduk AS berkebangsaan India.Resolusi itu dikeluarkan karena penduduk berkebangsaan India tersebut telah menyumbang inovasi ekonomi yang pesat bagi AS.

Berbagai fenomena di atas jelas menunjukkan bahwa pendidikan tinggi di India sudah bereputasi internasional. Pertanyaannya,mengapa prestasi India bisa demikian pesat? Sistem pendidikan tinggi model apa yang mereka kembangkan? Tingginya kualitas pendidikan tinggi di India agaknya tidak terlepas dari cita-cita sejarah yang dianut bangsa berpenduduk lebih dari satu miliar ini.

Perdana Menteri pertama India,Pandit Jawaharlal Nehru,ketika itu telah menekankan betapa pentingnya pendidikan tinggi bagi kebangkitan India.Ia mengharapkan,di masa depan bangsa India akan menjadi pemimpin di bidang sains dan teknologi. Mimpi mewujudkan prestasi di bidang sains dan teknologi itu akhirnya terwujud.

Menurut survei Times Higher Education (THE),kini universitas-universitas asal India sudah sejajar dengan AS dalam hal pengembangan teknologi. Tidak hanya pada tingkatan grand design saja,pemerintah India sangat serius mewujudkan pendidikan tinggi berbasis teknologi.Hal itu bisa dilihat dari keluarnya Indian Institutes of Technology Act pada tahun 1961.

Undang-undang ini merupakan dasar bagi pendirian berbagai institut teknologi India sehingga negara tersebut merupakan salah satu negara yang memiliki institut teknologi terbanyak di dunia.Saat ini, tak kurang dari delapan institut teknologi telah berdiri dan tersebar dari Bombai hingga Madras. Undang-undang tersebut juga telah memberikan kesempatan bagi berbagai institut teknologi di India untuk mengembangkan program teknologi mutakhir.

Untuk itu, pemerintah tak ragu-ragu untuk mengucurkan sebagian besar dari dana pendidikannya untuk membiayai berbagai program riset teknologi kelas dunia.Namun,kucuran dana tersebut tidak mengganggu otoritas akademik di perguruan tinggi yang bersangkutan.

Pemerintah hanya memberikan biaya riset,sementara urusan kurikulum perkuliahan dan pengangkatan guru besar tetap diserahkan kepada universitas. Selain itu,faktor biaya pendidikan yang murah juga berpengaruh terhadap keunggulan pendidikan tinggi di India.Pemerintah India sangat menjunjung tinggi nilai pendidikan.Oleh sebab itu,pemerintah rela merogoh koceknya untuk memberikan subsidi kepada calon mahasiswa yang kurang mampu.

Berasal dari latar belakang ekonomi mana pun,asalkan memiliki kemampuan,calon mahasiswa bisa melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi.Di luar itu,biaya pendidikan tinggi di India memang relatif lebih murah.Untuk kuliah di Indian Institute of Technology misalnya,mahasiswa hanya dibebani biaya sekitar Rp2 juta per tahun.

Keunggulan lain pendidikan tinggi di India adalah terciptanya sinergi antara dunia pendidikan dan dunia industri.Hal ini penting untuk menjembatani jurang antara tujuan perkuliahan dan kebutuhan industri.Dengan membangun sinergi tersebut,sekitar 30.000 insinyur asal India tidak akan kesulitan untuk segera menerapkan ilmunya di dunia nyata.

Sebaliknya,pihak industri pun akan mendapatkan tenaga terdidik sesuai kualifikasi. Tidak kalah pentingnya,penguasaan bahasa Inggris yang dimiliki bangsa India sangat luas.Kemampuan berbahasa inilah yang telah membuat negara bekas jajahan Inggris tersebut mampu berinteraksi dengan masyarakat akademik internasional. (pangeran ahmad nurdin/m azhar)

Sumber : harian seputar Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar